Mengantongi profit dari pembuatan sofa beanbag

Ruang-ruang interior sebuah hunian yang kian terbatas menuntut pemilihan furnitur yang ideal. Perabot yang praktis dan efisien bahkan menjadi alternatif untuk mengisi ruangan. Tentu, kenyamanan konsisten menjadi pertimbangan dalam memilih.

Salah satu perabot yang sedang populer sebagai solusi pengisi ruang mungil ialah beanbag. Ini merupakan sejenis sofa tanpa rangka yang dapat diduduki secara fleksibel mencontoh lekuk tubuh penggunanya. Wujudnya mirip kantong besar yang berisi butiran styrofoam.

Selain unsur kenyamanan, sofa kantong ini diminati lantaran praktis. Sofa ini ringan, sehingga dengan gampang bisa dipindahkan. Beanbag juga cakap menghadirkan suasan santai di dalam rumah.

Pengalaman mengaplikasikan sofa kantong dikala tinggal di rumah kos, membawa pandangan baru bagi Victor Kusmuljadi memulai bisnis Skona Beanbag pada 2009. “Dikala mahasiswa, kami senantiasa mencari furnitur yang gampang dipindahkan karena kerap kali pindah kos,” kenang ia.

Kini, ia mempekerjakan 10 karyawan untuk membikin beanbag di workshop-nya yang berada di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Jika permintaan sedang ramai, Skona dapat membuat sampai 100 sofa kantong saban bulannya. “Jika sedang sepi, cuma setengahnya saja,” tutur Victor.

Ada lebih dari 20 contoh beanbag yang ditawarkan Skona. Sebut saja, model banana boat, boomerang, bumper, classic, coffe table, funbag, crown dan kid’s. Banderol harganya mulai dari Rp 350.000-Rp 1,4 juta per unit.

Pemain lain yang juga menggeluti usaha pembuatan sofa kantong yaitu Gary Sangitan. Sejatinya, dia sudah merintis usaha pembuatan beanbag semenjak 2009 silam, melainkan baru pada 2012 Gary menambahkan melabeli merek Bottom Dock pada produknya.

Jebolan Universitas Atmajaya Jakarta ini mengamati peluang untuk memproduksi kursi modern ini setelah mengamati produk serupa di luar negeri. “Waktu itu, pengen beli, tetapi harganya mahal banget,” ujar dia. Sebab sang ayah memiliki usaha garmen, akhirnya Gary membuat sendiri sofa karung itu.

Dia malahan mengintip adanya peluang di bisnis ini sebab barang sejenis belum banyak diciptakan di sini. Gary yang memang berniat menjadi wirausahawan sejak lulus kuliah ini bahkan langsung menyambar kesempatan ini.

Awalnya, pria 25 tahun ini menawarkan produknya ke kerabat terdekat. Seketika, ia menawarkan produknya melewati web jejaring sosial dan memproduksi beanbag berdasarkan orderan pembeli.

Meski baru mematangkan konsep bisnisnya dua tahun lalu, penjualan Bottom Dock terus meningkat. Kini, kapasitas produksi studio Gary bisa menempuh 200 beanbag per bulan. Tetapi, jikalau dirata-rata, penjualan berkisar 50 unit per bulan.

Bottom Dock memiliki 13 contoh beanbag, yang dapat diaplikasikan mulai buah hati-buah hati hingga orang dewasa. Melainkan, dari segala teladan itu, Gary bilang, yang banyak dipesan adalah contoh classic sdult yang mempunyai format seperti buah pir.

Model ini bisa digunakan untuk tiga posisi mulai duduk, tiduran sampai rebahan. “Hampir 60% dari total penjualan kami adalah classic sdult,” kata Gary yang menjual produknya dengan harga berkisar Rp 375.000 hingga Rp 3,3 juta per sofa.

Dalam sebulan, Gary bilang bisa mengumpulkan omzet mulai Rp 30 juta sampai Rp 40 juta. Sementara, Victor mengatakan, margin yang dapat didapatkan dari usaha ini sebesar 30%.

Anda beratensi membikin sofa bak karung ini?

Layak denganukuran tubuh

Victor mengamati prospek bisnis beanbag masih besar seiring dengan ketidakhadiran rumah tapak yang berukuran mungil serta apartemen yang bentuknya ringkas. “Di masa kini, luas ruangan sungguh-sungguh berharga. Di sinilah, beanbag bisa menjadi tambahan furnitur untuk keluarga, sebab mudah dipindah-pindah dan ringan,” jelas ia.

Demikian pula, Bottom Dock yang melayani orderan dengan permintaan khusus juga yakin peluang beanbag masih amat terbuka. “Sebab untuk custom ini punya pasar tersendiri,” ujar Gary yang juga banyak menggarap pesanan dari perkantoran, hotel dan kafe.

Untuk terjun ke bisnis pembuatan beanbag, yang paling penting yaitu mengutamakan kenyamanan pengguna kursi. Kecuali dari bentuk dan bahan baku, sofa yang nyaman juga harus disesuaikan dengan ukuran tubuh penggunanya atau pantas dengan ergonomi tubuh.

Gary menyebut, desain Bottom Dock terbatas pada 13 model, lantaran menimbang ergonomi si pengguna. “Jadi, kami konsisten mementingkan ukuran tubuh orang Asia yang rata-rata memiliki tinggi 170 cm-175 cm,” jelas ia.

Selain itu, untuk mewujudkan kenyamanan, Gary juga selalu menerapkan material bahan sofa yang bagus. Ia membuat beanbag dalam dua lapis. Pelapis luar berfungsi sebagai penutup atau sarung beanbag.

Adapun pelapis dalam menjadi pembungkus dari pengisi sofa adalah styrofoam. “Jadi, sekiranya cover kumal bisa dilepas tanpa semestinya pusing isinya bakal terbang ke mana-mana,” jelas Gary. Bahan kain untuk lapisan dalam juga tak gampang sobek kecuali terkena goresan benda tajam.

Ada sebagian pilihan kain yang bisa digunakan untuk pelapis luar sofa. Jenis kain yang bisa dipakai merupakan kanvas, velboa, beludru, korduroi sampai rajutan. Adapun untuk pelapis dalam bisa dipakai spandex nylon yang lentur, sampai bentuk sofa bisa gampang menyesuaikan dengan wujud tubuh orang yang mendudukinya.

Anda dapat berbelanja kain-kain ini ke sejumlah pusat kain di Jakarta. Gary banyak memakai bahan kain lokal dalam membuat beanbag.

Selain kain, pasir styrofoam pengisi beanbag juga terdiri dari beberapa ukuran. Gary bilang, Bottom Dock banyak menggunakan butiran styrofoam yang kecil untuk mempertahankan bentuk beanbag. Karena semakin besar butirannya, sofa akan makin pesat kempes. “Jika gunakan yang kecil-kecil jatuhnya memang menjadi lebih mahal. Tetapi akan menjaga mutu karena lebih bendung lama,” kata Gary.

Keperluan butiran styrofoam dalam tiap-tiap beanbag sungguh-sungguh tergantung dari wujud dan ukurannya. Sofa ukuran kecil atau sedang memerlukan sekitar 1 kg-1,5 kg butiran styrofoam. Adapun untuk ukuran besar bisa berkisar 2 kg-3 kg styrofoam. Pasir styrofoam ini juga mudah didapatkan dari para pemasoknya. Gary malahan berpesan, sebaiknya membeli dari pemasok besar untuk memutuskan ketersediaan stok barang.

Pembuatan sofa ini memerlukan waktu sampai lima hari. Salah satu tantangan dalam pembuatan sofa ini yaitu mendapat penjahit yang pas, supaya dapat dibuat jahitan yang rapi dan kuat.

Victor menaksir, untuk memulai usaha ini modal yang dibutuhkan berkisar Rp 300 juta. Dana itu untuk membeli mesin dan bahan baku.

Selain usaha memproduksi beanbag, kesempatan yang masih terbuka yakni untuk penyewaan beanbag sekaligus jasa reparasi sofa itu. “Rencananya tahun depan, kami melaksanakan dua bisnis tambahan itu,” kata Gary.

Berniat membikin sofa ini?

Baca Artikel Terkait Lainya di Kursi Bean Bag Murah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *